Rasulullah Muhammad SAW; Teladan Terbaik Sepanjang Zaman (Kajian Dari Sudut Pandangan Tauhid).
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-ahzab-ayat-21).
Rasulullah lahir dalam keadaan tidak memiliki ayah (yatim), 5 tahun kemudian ibunya meninggal dunia (yatim piatu).
Beliau dilahirkan dalam suasana yang penuh perjuangan tanpa banyak bercengkrama dengan kedua orang tuanya.
Hikmah
Kita tidak bisa memilih dari Rahim siapa, dimana dan dalam kondisi apa lahirnya kita? Tidak perlu ini semua untuk disesali dan dipermasalahkan.
Jika kita lahir dari Rahim orang tua yang sholeh maka bersyukurlah kita jadi banyak belajar, namun jika orang tua kita belum sholeh, maka kita yang mesti tampil di garda terdepan untuk tetap giat belajar pada guru-guru kita, untuk bisa menjadi manusia sholeh dan uswah hasanah di lingkungan kita berada saat ini.
Jika kita saat ini yatim, maka lihatlah Rasulullah SAW, Muhammad muda sukses menjadi manusia teladan terbaik sepanjang sejarah karena sejak kecil sudah terbiasa dengan hidup mandiri.
Rasulullah adalah seorang yang diberikan gelar Al Amin (seorang yang terpercaya), dikenal dengan istilah “credible”, yakni ketika berbicara terjamin apa yang dikatannya, lisan, hati, sikap pasti sama kejadianya. Perkataannya benar tidak ada kebohongan, kita dititipi amanah selalu dijalankannya dengan penuh kejujuran, tanggung jawab, dan dapat dipercaya oleh semua kolega-koleganya.
Pada usia 12 tahun Muhammad sudah mulai berdagang ke luar negeri. Pada usia 25 tahun Muhammad sebagai entrepreneur muda yang berpengalaman bisnis menikah dengan Siti Khodijah yakni seorang saudagar dan investor kaya.
Hikmah
Kita semuanya tentu menginginkan nilai-nilai kejujuran selalu mewarnai dalam kehidupan kita mulai dari keluarga, hingga di lingkungan kerja dan hidup bernegara.
Dalam kehidupan berbisnis Rasulullah saw, selalu disukai oleh para koleganya dikarenakan kejujurannya.
Orang tua ingin anaknya jujur, guru ingin muridnya jujur, masyarakat ingin pemimpinnya jujur, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, kita seharusnya selalu berusaha untuk meneladani kejujuran Rasulullah saw.
Dalam segala keadaan, sepatutnya kita selalu berkata dalam hati dan lisan yang mesti sesuai dengan sikap kita.
Rasulullah saw memulai hidupnya dengan berbisnis dan mandiri hingga menjadi orang yang terpercaya dan terpandang. Dalam kita berinteraksi di lingkungan kita bekerja, modal kejujuran menjadi modal utama untuk sukses menjalani karir.
Kita mesti merasakan pahitnya kerja jujur dalam kehidupan, untuk kemudian yakin dan percayalah akan meraih kesuksesan dan kenikmatan dari hasil jerih payah dan kejujuran kita dalam bekerja.
Pada usia 40 tahun, beliau mulai diangkat oleh Allah SWT untuk menjadi nabi dan rasul untuk menegakkan kalimat tauhid “Laa Ilaaha illa Allah”.
Namun apakah yang terjadi, banyak masyarakat yang sebelumnya percaya sama beliau menjadi tidak lagi percaya, banyak yang mencemooh dan mencelanya.
Namun Rasulullah SAW., tetap bersabar dan terus memantapkan hati dengan bertahannus di Gua. Beliau tinggal di mekkah dengan begitu banyak ditentang oleh pembesar Quraisy hingga tidak sedikit orang ingin mencelakai dan membunuh beliau, lalu berhijrah ke madinah untuk membangun kekuatan dalam mendakwahkan kalimat tauhid hingga sampai kepada kita saat ini.
Hikmah
Ini menjadi pertanda, jika kita mulai menegakkan kebenaran dan beramar maruf nahi munkar, kadang ada saja tantangan dan ujiannya, maka kita tetap harus bersabar dan berjuang dalam menegakkan nilai nilai kebenaran.
Setiap ujian yang menimpa kita, maka harus disikapi dengan senantiasa berprasangka yang baik kepada Allah.
Setiap ujian yang Allah iberikan kepada kita, tidak akan melewati batas kemampuan kita.
Maka yakin dan percaya ketika kita sedang diuji oleh Allah, maka itu berarti Allah sedang bermaksud ingin mengangkat derajat kita di sisiNya.
Di mulai di dalam rumah keluarga. Kita bisa memberikan contoh-contoh yang baik dengan cara menghidupkan sunnah-sunnah nabi SAW.
Misalkan dengan membiasakan diri bertilawah Al Qur’an, bangun shollat tahjjud, puasa senin-kamis, bertutur kata yang baik, membiasakan mengawali setiap kegiatan dengan berucap bismillah dan mengakhirinya dengan hamdalah dll.
Semoga Allah berkenan memberikan kekuatan kepada kita semua untuk senantiasa istiqomah dan ikhlas dalam menjalankan sunnah-sunnahnya dalam keidupan kita seharihari.
sumber asal: Gjuanda University, Dr Muhammad Zainal Fanani
BACA JUGA:
Gedebuk gedebuk bunyi siling, baca untuk cari jalan halau makhluk berbulu perosak
Pelbagai nasihat keibubapaan yang bermanfaat, baca untuk panduan didik anak berakhlak