Tahukah anda, ada manusia Raksasa yang hidup pada zaman nabi?

Tahukah anda, ada manusia Raksasa yang hidup pada zaman nabi?

Mungkinkah dulu benar-benar ada manusia raksasa? Ketinggian manusia raksasa bisa mencapai 3 meter lebih.

Dalam cerita/mitos melegenda tentang Raja Og, Nabi Musa Alaihis Salaam dikatakan sebagai manusia yang membunuh raksasa Raja Og dan meninggal pada usia 120 tahun atau disekitar 1300 atau 1400 sebelum Masehi yang mendahului zaman besi di wilayah Levant.

Gambar sekadar hiasan

Benarkah Raja Og merupakan manusia raksasa yang hidup pada zaman Nabi Musa Alaihis Salaam ? Ataukah ini hanya mitos belaka? Berikut pemaparannya:

Manusia Raksasa Dikenal Dengan Nama Banu Amaliqoh

Manusia raksasa adalah nyata. Ia pernah hidup di zaman dahulu. Mereka dikenal dengan nama Banu Amaliqoh yang hidup di zaman Nabi Musa dan bertempat di sebuah daerah yang bernama Arihha. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan mereka dalam Al-Qur’an,

“Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang Jabbarin (orang-orang yang berbadan besar), sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar daripadanya. Jika mereka keluar daripadanya, pasti kami akan memasukinya.”(QS. Al-Maidah: 22)

Sebagaimana dinyatakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an, bahwa Dia pernah menciptakan manusia dalam ukuran besar yang disebut sebagai orang Jabarin.

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Ali bin Abu Thalihah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, bahwa ketika Nabi Musa Alaihis Salaam singgah di negeri itu, beliau mengutus mata-mata untuk melihat sebanyak 12 orang, agar mencari tahu kabar yang ada di kota tersebut.

Lalu mereka bertemu dengan seorang Jabarin dan mereka dimasukkan ke keranjangnya dan membawa mereka ke kota lalu orang besar itu memanggil kaumnya agar berkumpul dan mereka berkata, “Siapakah kalian?” lalu kaum Nabi Musa berkata, “Kami adalah kaum Musa, ia mengutus kami untuk mengetahui kabar kalian.

” Lalu kaum Nabi Musa diberi satu buah anggur yang mencukupi satu orang, mereka berkata, “Pergilah kepada Musa dan kaumnya dan katakan, perhitungkanlah bagaimana besarnya buah-buahannya.”

Mereka pun pulang kepada Nabi Musa dan berkata, “Pergilah kamu dan Rabb mu saja yang memerangi mereka. Kami akan duduk disini saja tidak ikut berperang.”

Sedang dalam riwayat Ibnu Abi Hattim dari Annas bahwa dikatakan tinggi badan Banu Amaliqah sekitar 55 hasta atau sekitar 25 meter.

Nabi Musa Membunuh Banu Amaliqoh Bukan Raja Og

Dalil-dalil yang menjelaskan adanya manusia raksasa yaitu Banu Amaliqoh, berarti telah menjelaskan mengenai mitos yang mengatakan Nabi Musa telah membunuh Raja Og.

Bahwa sebenarnya yang dibunuh Nabi Musa adalah Banu Amaliqah dan bukan Raja Og. Adapun kisah Raja Og disangsikan oleh para ulama karena keabsahan periwayatannya dianggap sebagai riwayat yang gharib atau aneh.

Ingatkah anda bahwa beberapa tahun lalu kita sempat dihebohkan tentang penemuan fosil manusia raksasa? Dikatakan bahwa para aktiviti eksplorasi gas wilayah selatan gurun pasir Arab telah menemui tengkorak manusia berukuran raksasa.

Ini sungguh mengejutkan! Demi keselamatan tapak arkeologi tersebut, tentara Arab Saudi telah menjaga kawasan penemuan ini dan tidak seorang pun diperbolehkan memasuki lokasi kecuali para pegawai eksplorasi ARAMCO.

Ada yang mengatakan bahwa fosil manusia raksasa tersebut adalah milik kaum ‘Ad yang hidup di zaman Nabi Hud as.

Lalu bagaimana Islam sendiri menceritakan tentang keberadaan kaum ‘Ad. Benarkah kaum ‘Ad juga merupakan kaum dengan bentuk raksasa seperti Banu Amaliqoh?

Mungkinkah dulu benar-benar ada manusia raksasa? Ketinggian manusia raksasa bisa mencapai 3 meter lebih.

Dalam cerita/mitos melegenda tentang Raja Og, Nabi Musa Alaihis Salaam dikatakan sebagai manusia yang membunuh raksasa Raja Og dan meninggal pada usia 120 tahun atau disekitar 1300 atau 1400 sebelum Masehi yang mendahului zaman besi di wilayah Levant.

Benarkah Raja Og merupakan manusia raksasa yang hidup pada zaman Nabi Musa Alaihis Salaam ? Ataukah ini hanya mitos belaka? Berikut pemaparannya:

Manusia Raksasa Dikenal Dengan Nama Banu Amaliqoh

Manusia raksasa adalah nyata. Ia pernah hidup di zaman dahulu. Mereka dikenal dengan nama Banu Amaliqoh yang hidup di zaman Nabi Musa dan bertempat di sebuah daerah yang bernama Arihha. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan mereka dalam Al-Qur’an,

“Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang Jabbarin (orang-orang yang berbadan besar), sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar daripadanya.

Jika mereka keluar daripadanya, pasti kami akan memasukinya.”(QS. Al-Maidah: 22)

Sebagaimana dinyatakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an, bahwa Dia pernah menciptakan manusia dalam ukuran besar yang disebut sebagai orang Jabarin.

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Ali bin Abu Thalihah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, bahwa ketika Nabi Musa Alaihis Salaam singgah di negeri itu, beliau mengutus mata-mata untuk melihat sebanyak 12 orang, agar mencari tahu kabar yang ada di kota tersebut.

Lalu mereka bertemu dengan seorang Jabarin dan mereka dimasukkan ke keranjangnya dan membawa mereka ke kota lalu orang besar itu memanggil kaumnya agar berkumpul dan mereka berkata, “Siapakah kalian?” lalu kaum Nabi Musa berkata, “Kami adalah kaum Musa, ia mengutus kami untuk mengetahui kabar kalian.”

Lalu kaum Nabi Musa diberi satu buah anggur yang mencukupi satu orang, mereka berkata, “Pergilah kepada Musa dan kaumnya dan katakan, perhitungkanlah bagaimana besarnya buah-buahannya.” Mereka pun pulang kepada Nabi Musa dan berkata, “Pergilah kamu dan Rabb mu saja yang memerangi mereka. Kami akan duduk disini saja tidak ikut berperang.”

Sedang dalam riwayat Ibnu Abi Hattim dari Annas bahwa dikatakan tinggi badan Banu Amaliqah sekitar 55 hasta atau sekitar 25 meter.

Nabi Musa Membunuh Banu Amaliqoh Bukan Raja Og

Dalil-dalil yang menjelaskan adanya manusia raksasa yaitu Banu Amaliqoh, berarti telah menjelaskan mengenai mitos yang mengatakan Nabi Musa telah membunuh Raja Og.

Bahwa sebenarnya yang dibunuh Nabi Musa adalah Banu Amaliqah dan bukan Raja Og. Adapun kisah Raja Og disangsikan oleh para ulama karena keabsahan periwayatannya dianggap sebagai riwayat yang gharib atau aneh.

Ingatkah anda bahwa beberapa tahun lalu kita sempat dihebohkan tentang penemuan fosil manusia raksasa? Dikatakan bahwa para aktiviti eksplorasi gas wilayah selatan gurun pasir Arab telah menemui tengkorak manusia berukuran raksasa.

Ini sungguh mengejutkan! Demi keselamatan tapak arkeologi tersebut, tentara Arab Saudi telah menjaga kawasan penemuan ini dan tidak seorang pun diperbolehkan memasuki lokasi kecuali para pegawai eksplorasi ARAMCO.

Ada yang mengatakan bahwa fosil manusia raksasa tersebut adalah milik kaum ‘Ad yang hidup di zaman Nabi Hud as. Lalu bagaimana Islam sendiri menceritakan tentang keberadaan kaum ‘Ad. Benarkah kaum ‘Ad juga merupakan kaum dengan bentuk raksasa seperti Banu Amaliqoh?

Dipetik dari tulisan Ust. Moh. Wahid Abdul, kaum ‘Ad merupakan kaum yang hebat dan mahir dalam seni.

Hingga mereka mampu mendirikan bangunan dan gedung-gedung indah di setiap tempat tinggi, dengan harapan mereka dapat hidup selama-lamanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan kehebatan kaum ‘Ad dalam firman-Nya,

“Tidakkah engkau perhatikan, bagaimana Tuhanmu lakukan terhadap kaum ‘Aad (yang kufur durhaka) yaitu penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi tiangnya (sesuai dengan penduduknya).”(QS. Al-Fajr: 6-7).

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus kaum ‘Ad seorang nabi yang dilantik dari kalangan mereka yaitu Nabi Hud Alaihis Salaam yang ditugaskan untuk memberi peringatan. Malangnya kaum ‘Ad menolak dan mendustakan Nabi Hud Alaihis Salaam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Siapakah yang lebih kuat daripada kami?” Dan (mengapa mereka bersikap demikian?) Tidakkah mereka memerhatikan, bahwa Allah yang menciptakan mereka lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan jika mereka sengaja mengingkari tanda-tanda kekuatan Kami (sedang mereka sedia mengetahui).” (QS. Al-Fushilat: 15).

Begitulah sikap kaum ‘Ad sehingga perbuatannya tersebut telah mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akibatnya mereka dibinasakan dengan angin ribut yang besar. Mengenai hal ini Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya,

“Adapun ‘Aad (kaum Nabi Hud), maka mereka telah dibinasakan dengan angin ribut yang kencang, yang melampaui kencangnya, yang diarahkan untuk menyerang mereka selama tujuh malam delapan hari terus menerus.

(Kalaulah engkau menyaksikannya) maka engkau akan melihat kaum itu bergelimpangan mati, seolah-olah mereka batang-batang pohon kurma (yang tumbang). Dengan yang demikian dapatkah engkau melihat lagi sisa-sisa mereka (yang masih hidup)?” (QS. Al-Haqqah: 6-8)

Kajian geografi menunjukkan bahwa tempat tinggal kaum ‘Ad di bumi Ahqaf, yang terletak di sebelah utara Hadromaut, di sebelah utaranya terletak Arraqali dan bagian timurnya ialah Oman. Mereka ialah kaum yang menyembah berhala.

Seorang ahli arkeologi bernama Nicholas Clapp telah menemui lokasi legenda purba itu. Dari penemuan Arkeolog tersebut ditemukan menara dan tiang-tiang yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Tiang-tiang itu begitu mengagumkan dan mempunyai bentuk-bentuk khas.

Catatan sejarah mendapati kaum ‘Ad adalah kaum yang terkaya didunia. Mereka sangat maju dalam pertanian. Berdasarkan hasil dari penggalian juga ditemui sisa reruntuhan sebuah kota yang amat luar biasa.

Kota tersebut di kelilingi dinding yang memiliki ukuran yang begitu luas dan istananya merupakan bangunan yang sangat menakjubkan.

Tiang-tiangnya memiliki teknologi arsitektual yang tinggi, berbentuk bulat dan disusun dalam serambi yang melengkung berlapis emas atau perak dan ruang-ruang diantara tiang-tiang tersebut sangat mengagumkan. Seperti yang disebutkan dalam surah Al-Fajr: 6-7, bahwa penduduk Iram memiliki bangunan yang sangat tinggi tiang-tiangnya.

Pada awal tahun 1990 muncul dalam beberapa surat kabar yang terkemuka di dunia, yang mengatakan bahwa kota legenda Arab yang hilang, telah ditemukan.

Banyak orang yang sejak dulu beranggapan bahwa kaum ‘Ad yang sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an hanyalah sebuah legenda dan beranggapan lokasi mereka tidak akan pernah ditemui. Tentunya melalui penemuan ini banyak orang yang tidak dapat menyembunyikan keheranan.

Dengan fakta penemuannya itu, Clapp meneruskan mempelajari berbagai manuskrip dan peta kuno di perpustakan Huntington, California.

Tujuannya adalah untuk menemukan peta dari daerah tersebut. Setelah melalui penelitian singkat, ia menemukannya. Yang ditemukan adalah sebuah lokisan peta yang dibuat oleh Ptolomeus, ahli geografi Yunani Mesir pada tahun 200 Masehi.

Pada peta ini ditunjukkan sebuah bangunan tua yang ditemui di daerah tersebut dan jalan-jalan yang menuju kota tersebut. Sementara itu beliau menerima kabar bahwa NASA telah melakukan pemotretan. Dalam foto-foto tersebut ditemukan suatu bentuk yang sulit dilihat dengan kasat mata tetapi bisa dilihat dengan jelas keseluruhan bentuk tersebut dari luar angkasa.

Dengan membandingkan foto-foto ini dan peta tua yang ada ditangannya, akhirnya Clapp menjumpai kesimpulan yang ia cari, yaitu pusat-pusat dalam peta tua sesuai dengan pusat-pusat gambar yang diambil dengan satelit.

Begitulah ulasan dibalik misteri manusia raksasa. Nyatanya mereka pernah hidup di zaman Nabi Musa Alaihis Salaam. Mereka biasa disebut Banu Amaliqoh. Sedangkan mengenai kaum ‘Ad ini pun sungguh nyata adanya. Karena Al-Qur’an banyak meyebutkan tentang kaum ‘Ad yang disebut memiliki kekuatan besar pada zaman itu.

Namun mengenai kondisi fisik kaum ‘Ad,belum ada penjelasannya dari hadist maupun dalil yang mengatakan mereka orang Jabarin atau manusia raksasa. Sedang mengenai beredarnya foto-foto fosil raksasa yang diduga milik kaum ‘Ad, inipun masih menimbulkan pro dan kontra.

Bahkan tidak sedikit para ahli dan peneliti lain yang mengatakan bahwa foto-foto tersebut adalah hoax belaka. Wallahu ‘alaam. Ataukah mungkin sudah muncul penemuan lain yang mengarah pada keberadaan raksasa di zaman dulu, misalnya penemuan jejak kaki raksasa pada bukit batu di Afrika Selatan. Lagi-lagi sejauh mana kebenaran gambar-gambar ini? Hanya Allah Ta’aala yang mengetahuinya. Wallahu a’laam.

BACA JUGA:

Jom kenali 8 baka anjing terkecil di dunia

Menteri Kesihatan membuat lawatan mengejut ke HTAR

Mengejutkan! Papan tanda tulisan Bahasa Melayu diguna di Korea Selatan